30 September 2009

Membangun bangsa (yang besar..!!)

. 30 September 2009

Saya selaku pendidik di universitas kecil, sering berpikir apakah yang saya lakukan selama ini akan menjadi bagian pembangunan bangsa ini?
Teman saya mengatakan,”untuk mencangkul sawah satu hektar kita tidak membutuhkan cangkul yang lebarnya 100m” dengan cangkul yang lebarnya 20cm saja sudah cukup, apalagi kalau kita melakukannya bersama-sama, bekerjasama, dan saling mengerti bagian masing-masing ini pasti dapat menyelesaikannya dengan cepat!


Kata-kata itu sederhana, real apa adanya sesuai dengan kenyataan dilapangan. Iseng-iseng saya mencoba membawanya ke permasalahan bangsa. Dan memunculkan pertanyaan, kapan ya bangsa ini akan maju? bukankah banyak pihak yang mencoba berbuat, menggunakan cangkulnya, memberikan sumbangsih melalui jalurnya. Kalau diamati semuanya mempunyai tujuan yang baik, tapi sekali lagi kenapa bangsa ini masih tetap sulit melaju untuk berdiri tegak, tegar dan berwibawa.
Kalau berbicara tentang orang-orang pintar, di negeri ini bisa kita jumpai dalam jumlah yang sangat banyak. Banyak universitas yang berkualitas. Banyak lembaga-lembaga yang memproses SDM bangsa ini menjadi hebat, dan setiap tahun banyak sarjana-sarjana baru dilahirkan. Belum lagi yang belajar di luar negeri, dan akan kembali ke negeri ini. Kalau dikumpulkan, jumlah mereka sangat banyak. Tapi, kenapa bangsa ini masih tetap seperti ini, tidak memperlihatkan tumbuhnya kemajuan yang signifikan?
Apanya yang salah?
Bila kita kembali ke ilustrasi diatas, bisa jadi negara ini mengalami kebingungan dalam perkembangannya. Artinya, kalau negara ini diibaratkan sebagai “kuda” terlalu banyak yang mengikat. Ada yang memberikan ikatan pada hidung, ada pada leher, ada pada badan, ada pada kaki depan, kaki belakang bahkan pada buntutnyapun ada. Jadi, kuda ini menjadi bingung mau bergerak kemana. Ujung-ujungnya kuda ini diam ditempat. Tidak bisa bergerak dalam satu waktu untuk mengikuti sekian banyak keinginan. Mungkin kondisi ini yang sedang melanda negara kita. Banyak harapan, keinginan dan tujuan yang muncul dalam waktu bersamaan. Bahkan banyak yang jadi ribut karena semuanya ingin didahulukan. Semuanya memberikan argumen kalau keinginannya yang lebih penting, bagus dan sebagainya. Kalau ini tetap terjadi, sampai kapanpun negara ini akan seperti ini saja.
Mungkin kita perlu kebajikan untuk mengakui bahwa apa yang dimiliki masa lalu bisa kita pakai untuk mengembangkan negara. Satu hal yang hilang dan itu sangat penting adalah arah pegembangan dan kemajuan negara ini. Kita tidak memiliki lagi apa yang disebut rencana pembangunan negara seperti REPELITA, atau mungkin kita perlu buat rencana pengembangan negara dua puluh tahun kedepan. Sasaran dan target harus kita canangkan dan disahkan oleh rakyat. Sehingga siapapun yang menjadi Presiden harus mewujudkan keinginan rakyat tersebut, bukan membawa keinginan dan kehendak pribadi, kelompok atau golongannya. Apalagi jargon-jargon yang menyejukan hati rakyat saat PEMILU, dan hilang tidak berbekas dikala sudah menjabat. Negara ini akan semakin tidak jelas arahnya bila kepemimpinan periode ini mengarah ke kanan, periode berikutnya mengarah ke kiri, periode berikutnya lurus ke depan dan sebagainya. Kita sebagai rakyat berharap negara ini mempunyai Program Besar Pengembangan Negara Indonesia, sehingga arahnya jelas siapapun jokinya. Semestinya kita memilih pemimpin karena mempunyai leadership yang bagus yang mampu mengendalikan kuda itu dengan sangat baik, bukan karena programnya yang notabene gampang berubah bila tertiup angin.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

suatu negara akan dlihat besar bila mereka menghargai budaya, sejarah, dan bangsanya. contoh sederhana knp Jepang itu bisa seprti sekarang, karna merka mendidik generasinya dengan menanamkan idiologi negaranya. mekipun mereka maju tapi mereka tetapmenghargain bahasa, budaya, dan menghargai pahlawan mereka.